Rabu, 20 Juli 2011

im back again to JE :D

saya kembali lagi ke JE, tp bukan sebagai anak xpresi.
tp sebagai anak sayang bunda garapan bang haramen.
weel, saya memang ga bisa banyak bicara dan banyak komentar tentang tugas saya ini.
tetapi dari SEMUA YANG AKU DAPATKAN DI JE,
im happy god,
saya bahagia kembali ke JE, karena saya suka anak2, suka dengan dunia kesehatan dan orang tua.
lalu apa hubungannya? hubungannya adalah pekerjaan ini, sayang bunda, berhubungan erat dgn ketiganya ini.
so, im happy now. welcome to the jungle beibh, thx god! :D

ada yang suka main mercon, guys ?

Bolehkah Bermain Mercon?
Bermain mercon? Bolehkah kita bermain mercon? Sesungguhnya bermain mercon itu sah-sah saja asalkan saat memainkannya kita sudah dalam keadaan siap. Lalu apakah anak yang usianya masih dibawah 11 tahun boleh memainkannya? Tentu saja dianjurkan untuk tidak memainkan permainan beresiko ini.
Di desa Kenali Besar , tim menemukan sekelompok anak yang sedang bermain mercon. Ada yang dengan antusias, ada yang setengah takut lalu memberanikan diri, ada yang hanya melihat-lihat sambil ikut berteriak awas, ada yang menikmati sambil duduk tersenyum dan menjauh, bahkan muncul perdebatan kecil untuk tidak memberi yang paling muda kesempatan bermain mercon. Mereka berpendapat si bungsu belum mampu.
Lalu bagaimana dengan orang tua selaku orang yang lebih mampu dalam segala bidang ketimbang mereka yang masih kanak-kanak? Tentunya, orang tua akan sangat was-was ketika mendengar bunyi duar hasil ledakan petasan yang dimainkan. Seperti yang dilakukan oleh salah satu orang tua kelompok bermain ini.
“Nur, pulang!” teriak ibu sang anak. “Nanti, Bu,” balas Nur. “Cepat pulang, Nur. Nur.”
Sobat Saybun, percakapan di atas menunjukkan bagaimana kekhawatiran orang tua kepada anaknya. Tentunya orang tua selalu menjaga agar hal-hal jelek tak terjadi pada putra-putrinya. Jadi, anak-anak perlu lebih banyak mendengar orang tua. Jangan melulu menuruti keinginan sendiri. Apalagi untuk kasus satu ini. Ingat bermain mercon itu berbahaya!(rw)

utama, 7 Juli 2011

Satu Hari Bersama 8 Anak Hebat
Jambi- Pada tanggal 7 Juli 2011 lalu, tim Saybun alias Sayang Bunda mengunjungi salah satu perkampungan di daerah Kenali Besar, dekat Pemancar Indosiar. Tim bertemu dengan sekelompok anak-anak hebat yang mengisi waktu liburan mereka dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat. Meskipun rata-rata usia mereka sekitar 6-10 tahun, mereka telah bisa menyisihkan 1 hari berharga di masa liburan mereka hanya untuk 7 kegiatan spesial. Apa saja 7 kegiatan anak-anak yang menghuni Lorong Muhajirin ini? Yuk, kita simak pembahasannya.
Kegiatan pertama yang dilakukan oleh salah satu anggota perkumpulan adalah menyiram tanaman. Yups, seorang laki-laki kecil dengan senang hati menyiram tanaman. Tentunya tidak hanya hari ini saja menyiram tanaman. Hampir setiap hari selama masa liburannya, Rizki selalu tak lupa untuk menyiram tanaman. Patut diacungkan jempol deh untuk anak cowok berusia kurang lebih 6 tahun ini yang dengan penuh keikhlasan peduli pada keadaan alam dan berusaha untuk mewujudkan keindahan semesta. Semoga teman-teman yang lain bisa mencontoh sikap anak bungsu dari 2 bersaudara ini supaya bumi kita semakin menghindari yang namanya Global Warming.
Selanjutnya, Dani nggak mau kalah. Hanya berbekal sapu lidi, kakak kandung Rizki mulai membersihkan pekarangan rumah, tempat dimana mereka biasa bermain. Ya, Dani menyapu seluruh penjuru rumah dengan sangat gesit. Tentu saja, alhasil pekarangan rumah pun menjadi bersih dan asri. Rencana untuk menghabiskan waktu dengan melakukan 7 kegiatan dalam satu hari ini pun serasa menyenangkan. Walaupun anak-anak ini tidak terlalu merasakan efeknya, tetapi tim Saybun cukup merasakan perbedaan antara sesaat sebelum disapu dan setelah disapu. Tim salut deh dengan Dani yang juga telah membuktikan bentuk kepeduliannya terhadap alam dengan cara menyapu pekarangan rumah. Tim yakin melalui hal-hal kecil sekalipun akan menimbulkan perubahan yang berarti. Apalagi dilakukan sejak dini pula.
Well, setelah berhasil menyelesaikan pekerjaan menyapu pekarangan, Rizki, Eko, Fajar, Dani, dan Puspa mulai merencanakan untuk membakar sampah. Sebenarnya tim agak bingung apakah sebaiknya sampah dedaunan yang telah dikumpulkan pada satu tempat ini layak dibakar atau tidak. Sebab hasil pembakaran dedaunan yang kering ini akan menimbulkan polusi udara. Tim Saybun sempat berencana untuk mencegah aksi pembakaran sampah. Namun karena ini adalah 1 hari spesial milik mereka, maka tim tak akan menganggu sedikit pun. Nanti setelah selesai menghabiskan waktu bersama mereka, maka tim Saybun akan menjelaskan beberapa hal yang perlu diperbaiki.
Tak puas telah menyelesaikan 3 misi pertama, salah satu dari mereka membisikan sesuatu, berusaha untuk memberi petunjuk. Setelah ditunggu beberapa saat, ternyata mereka berlalu begitu saja meninggalkan salah satu tim Saybun. Kemanakah mereka? Tim sempat bingung. Namun, kebingungan itu lekas hilang karena pecahnya suara canda tawa 8 anak tadi. Wah, sungguh kejutan yang luar biasa sebab mereka bermain kejar-kejaran.
Seusai lelah berlari kesana kemari, 8 anak yang terdiri dari Rizki, Eko, Fajar, Dani, Puspa, Ia, Nur, dan Alpin bergegas menuju ke sebuah warung kecil dipojok jalan. 4 bungkusan kecil secepat kilat mereka ambil. Tak lupa lilin dan korek segera mereka siapkan untuk memulai prosesi kegiatan selanjutnya. Tiba-tiba bunyi duar terdengar dan barulah tim Saybun sadar bahwa kami sedang dalam suasana bermain mercon. Ada yang sangat antusias memainkannya, adapula yang dengan setengah takut, setengah berani mengikuti teman lain untuk membakar mercon.
Cukup lama kami menghabiskan waktu untuk kegiatan kelima ini. Bagi tim, permainan ini merupakan kegiatan kedua yang akan menjadi poin penting untuk dibicarakan bersama dengan 8 anak yang rumahnya tak saling berjauhan di Lorong Muhajirin. Sejak dimulainya kegiatan membakar sampah sampai ke bermain mercon, tim mengamati beberapa efek yang belum diketahui oleh mereka. Mungkin, kedelapan anak ini belum mampu berfikir lebih jauh mengenai bahaya-bahaya yang akan ditimbulkan dari dua kegiatan yang telah dijalani beberapa saat lalu.
Benar saja! Menjelang akhir bermain mercon, salah satu orang tua dari 8 anak ini memanggil putrinya. Tentunya orang tua tersebut mengkhawatirkan putrinya ketika bermain mercon. Seolah tak mendengar panggilan ibunya, Nur, nama anak itu tetap asik bermain mercon bersama 7 teman lainnya. Sesaat kemudian ia dijemput oleh abangnya. Permainan pun berakhir dan 7 orang teman Nur mengikutinya, berpindah tempat bermain menuju rumah Nur.

Beberapa saat tim menunggu di rumah pertama. Sekedar memastikan tidak ada hal-hal negatif yang cukup mempersulit keadaan. Tak berhenti hanya karena sedikit gangguan, 8 anak yang masih sangat rentan akan hasutan ini melanjutkan kegiatan mereka. Yups, dikegiatan keenam ini, salah satu anggota kelompok telah siap menjadi seorang penjaga. Penjaga apa itu?
Ternyata Fajar menjadi penjaga pertama dalam permainan sumputan. Ya, permainan yang sudah tak asing ditelinga kita. Semasa kecil pun, kita baik itu sekarang telah menjadi orang tua, nenek, kakek atau apapun itu, pasti kita pernah bermain permainan tradisional ini.
Yang satu berjaga dan yang lain bersembunyi. Lumrah memang! Tetapi suasana menjadi kembali riuh dan penuh semangat. Seolah terik matahari yang panas menyengat tak mengusik kulit mereka sedikit pun. 1 orang selesai berjaga, maka yang lain harus menggantikannya. Tentu, hal ini dilakukan agar tak menimbulkan kecemburuan. Siapa yang telah mendapat giliran berjaga harus memberi kesempatan kepada yang lain untuk menggantikannya diposisi yang sama.
Menjelang sore kedelapan anak ini duduk santai di ayunan. Tim Saybun mengira mereka hanya beristirahat sejenak dan sebentar lagi akan pulang ke rumah masing-masing. Tapi ternyata tidak. Sebelum mereka mengakhiri 1 hari penuh bahagia ini, ada sedikit selingan curhat diantara mereka. Tim tak menyangka. Ternyata diusia yang masih sangat muda, anak-anak mampu membagi cerita mengenai pengalaman yang pernah terjadi diantara mereka.
Walaupun hanya obrolan kecil mengenai boy band yang lagi ngetrend, tetapi interaksi satu sama lain terjadi. Komunikasi secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan adanya timbal balik yang cukup baik diantara mereka. Sedikit menganggu, tim ikut bergabung menambahkan beberapa hal yang perlu ditekan dari 7 kegiatan hari ini. Tim tak hanya sekedar berkunjung lho! Tetapi tim juga berusaha memberi pesan agar kedelapan anak ini tumbuh dengan baik setelah melewati pengalaman berharga 7 Juli 2011 lalu. Hmm, tak hanya 8 anak RT. 15 yang membawa pulang pesan menarik dari 1 hari istimewa ini. Tim pun sadar bahwa ini adalah 1 hari penuh perjuangan yang luar biasa. Tim sadar, segala sesuatu yang baik jika dimulai sejak dini akan menimbulkan hasil yang luar biasa saat dipetik dimasa tua.(rw)